Pada zaman dahulu ada sepasang suami istri panembahan yang
hidup di Pulau Madura, beliau yang bernama Mbah Lakoh atau Pekerja (bahasa Madura). Setelah selesai
melaksanakan tapa bratanya, sang panembahan tersebut mendapat sebuah wangsit
untuk segera datang menuju tanah Jawa dengan berjalan kaki ke suatu daerah
untuk segera dibabat hutan/membuka lahan. Seiring petunjuk dalam wangsit
tersebut, tujuan dimaksud adalah daerah arah ke selatan dari pulau Madura, dan
pohon kembang sebagai tanda/arah dimana beliau ditempatkan, yang konon pohon
kembang saat itu dikenal dengan sebutan Pohon
Kembang Gedding.
Akhirnya Pohon Kembang Gedding tersebut dicari dan kemudian
ditemukan, berkat bantuan petunjuk seseorang, yang pada akhirnya orang tersebut
diangkat dan dijadikan Guru yaitu yang bernama Mbah Soerjodjati, kemudian Mbah
Lakoh melaksanakan apa yang menjadi petunjuk dalam wangsitnya dengan membabat
hutan dan dijadikan hutan tersebut sebagai tempat tinggalnya yang pada akhirnya
mbah Lakoh berganti nama dan bergelar Bujuk Pote. Setelah Mbah Lakoh alias
Bujuk Pote wafat, lalu datanglah penembah/perambah hutan selanjutnya yaitu Mbah
Langkep yang dikenal dengan sebutan Mbah Jati Kurung, dengan tekun Mbah Langkep
membabat hutan sehingga terbentuklah pedukuhan Tegal Dadap, Gemuk Gebang
(sekarang telah berubah nama menjadi Gumuk Bang) yang selanjutnya diperluas
lagi oleh Mbah Rumania, hingga meluas ke selatan yang sekarang berubah nama
menjadi Blok/Dusun Kemisan. Dan diantara beberapa pedukuhan ini banyak tumbuh
pohon-pohon kembang Gedding, sehingga banyak dikenal orang dengan sebutan nama Desa Gading Kulon.
0 komentar:
Posting Komentar